118. Ngaji sekilas

*“JANGAN MENYOMBONGKAN AMALMU”*

 *رُبَّماَ فَتَحَ لكَ باَبَ الطَّاعةِ وَماَ فَتَحَ لكَ بَابَ القَبُولِ. وَرُبَّمَا قَضىَ عليكَ بالذ َّنْبِ فَكانَ سَبَباً فِي الوُصوُلِ* 
*_”Terkadang الله membukakan untukmu pintu taat, tetapi belum dibukakan pintu kabul (penerimaan), Sebagaimana ada kalanya ditaqdirkan engkau berbuat dosa, tetapi menjadi sebab Wusul (sampaimu) kepada الله."_*
************

Taat itu terkadang bibarengi dgn penyakit hati yg bisa menghilangkan ikhlas, seperti ujub (bangga dgn amalnya dll. Sedangkan dosa itu terkadang diikuti dgn merasa hina dirinya dan menganggap baik org yg tidak melakukannya, dan menjadikan dia meminta ampun kepada الله sehingga menjadi sebab الله mengampuni dosanya, dan bisa wushul kepada الله.
Abu hurairoh ra. berkata : Bersabda Nabi ﷺ. “Demi الله yg jiwaku ada di tanganNya, andaikan kamu tidak berbuat dosa, niscaya الله akan menyingkikan (mematikan) kamu, dan diganti dgn org-org yg berbuat dosa lalu minta ampun kepada الله, lalu di ampuni oleh الله. 

 *مَعْصِيَة ٌ اَورَثـْتَ ذُلاًّ واَفـْتِقَاراً خَيرٌ من طاَعةٍ اَوْرَثـْتَ عِزًّ واسْتِكباَراً* 
*_”Maksiat (dosa) yg menjadikan rendah diri dan membutuhkan rahmat dari الله, itu lebih baik dari perbuatan taat yg membangkitkan rasa sombong, ujub dan merendahkan org lain."_*
***************

Merasa hina, rendah diri itu bagian dari sifatnya seorang hamba kepada الله. 
Syeikh Abu Madyan ra, berkata : inkitsarun lil-‘aashi khoirun min wushuulil-muthii’I (Perasaan rendah diri yg telah berbuat dosa, itu lebih baik dari kesombongan seorang yg taat.
Ada kalanya seorang hamba berbuat kebaikan yg menimbulkan rasa ujub, sombong, sehingga menggugurkan amal yg di kerjakan sebelumnya. Dan ada kalanya seorang berbuat dosa yg menyedihkan hatinya, sehingga timbul rasa takut kepada الله, yg menyebabkan keselamatan pada dirinya.
As-sya’by meriwayatkan dari Al kholil bin Ayyud, bahwasanya seorang ‘abiid (ahli ibadah) Bani israil, ketika ia berjalan ia selalu dinaungi oleh awan, tiba-tiba ada seorang pelacur bani israil tergerak hatinya, ingin mendekat kepada si ‘Abid. Maka ketika pelacur itu mendekat pada si ‘abid, tiba-tiba si abid itu mengusirnya dgn berkata : pergi kau dari sini !. Maka الله menurunkan wahyu kepada Nabi, bahwa Aku (الله) telah mengampuni dosa pelacur itu dan membatalkan amal aabid itu. Maka berpindahlah awan dari atas kepala aabid ke atas kepala pelacur itu.
Al-harits Al-muhasiby berkata: الله menghendaki supaya anggauta lahir ini sesuai dgn batinnya (hati), maka apabila sombong congkak seorang alim/ aabid, sedangkan pelacur itu tawadhu’ merendahkan diri, maka ketika itu pelacur itu lebih taat kepada الله dari si aabid dan alim.

Ada pula kisah: seorang aabid Bani Israil sedang sujud, tiba-tiba kepalanya diinjak oleh org, maka aabid itu berkata: angkat kakimu, Demi الله aku tidak akan mengmpunkan engkau. Maka الله menjawab: Hai org yg bersumpah atas namaKu, bahkan engkau tidak diampunkan karena kesombonganmu. Al Harits berkata: Dia bersumpah karena merasa diri besar di sisi الله, maka kesombongan, ujub itulah yg tidak diampuni الله.

Postingan populer dari blog ini

31. 40 KAIDAH FIQIH UMUM (KULLIYAH)

34. PENJELASAN SINGKAT TENTANG IJAZAH AUROD

68. KIFAYATUL AWAM